Pages

Celoteh Hati Kecil Sebatang Rumput



Tak pernah terpikirkan sebelumnya, saat seperti ini pada akhirnya datang juga. Ketika diri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi. Seakan cinta di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja. Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk bisa kututupi sendiri. Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya. Aku hanya takut terluka, sebab cinta yang kukenal, belum ada yang berakhir bahagia. Semiris itukah cinta yang menghampiri hati? Atau aku yang telah tak berhati-hati menaruh hati?

Ada yang bilang hidup adalah perjudian, ada yang harus kita pertaruhkan dalam setiap langkahnya. Dan jika mencintai berarti memberi hati seutuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang mahir meretakkan. Karena tidak pernah ada yang tahu seberapa sulitnya aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna. Setelah sembuh, tentu tak akan kubiarkan orang baru datang merobohkannya hingga lagi-lagi hatiku runtuh begitu saja. 

Aku tahu, tak baik terus begini. Bagaimana bisa bahagia, jika membuka hati saja aku tak berani? Dengan alasan apapun, yang punya awal pasti kelak berakhir. Meski sudah melangkah paling hati-hati, kuyakin pada saatnya hati akan sakit kemudian sembuh sendiri. Namun aku lelah terus menerus terjebak pada repitisi yang sama. Seseorang datang, mendekat, bersama, sakit, lalu berujung aku, atau dia yang terluka.

Jika boleh memilih, aku ingin menggunting peta takdir. Agar tak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.

Semua ini bukan tentang akhir, bukan tentang awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana caranya mengakhiri, bukan juga tentang bagaimana merelakan dan bagaimana caranya menyerah. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.

Di dasar hatiku pernah terletak sebuah nama. Di sela-selanya ada suatu ketakutan yang sama dengan yang sebagian orang rasakan, tentang hubungan yang berujung tanpa bersama. Tapi ini mungkin hanya soal bertoleransi dengan waktu. Jika cinta sudah mendatangi, sekeras apapun kamu menolak, ia pasti akan menang telak.
Jika ini hanya perihal waktu, aku tahu aku pintar menunggu. Namun barangkali, ini lebih dari itu. Sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul siap memilikinya. Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul siap, mungkin saja aku, mungkin saja dia, mungkin saja entah. Meyakini hal-hal semu memang tak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.

Catatanku Hari Ini

Entah mengapa hari ini aku merasa takut sekali, aku takut menghadapi masa depan yang akan menjelang, aku takut aku tidak bisa melupakannya selamanya, aku takut tidak memiliki perasaan cinta lagi selain hanya padanya, aku takut jika suatu saat nanti otakku kelelahan dan tak bisa lagi mengendalikan perasaanku, dan aku takut jika suatu hari nanti aku lupa bahwa hidupku bukan milikku sendiri. .


Bintang. .
Kamu begitu jauh, sampai aku tak bisa meraihmu

Hanya dapat memandangi indah kerlingmu dari kejauhan malam ini
Bintang. .
Ada banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu
Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu
Namun kita jauh dan itu tidak mungkin
Kecuali, jika Tuhan memberiku sayap sehingga aku dapat terbang menemuimu
atau kau yang akan jatuh ke bumi, tempatku berpijak saat ini
Bintang. .
Aku merindukanmu. .
Meski tak banyak kenangan yang kau tinggalkan untukku
Meski tak banyak hal yang telah kau bagi denganku
Dan meski telah berulang kali aku terluka karena telah menunggumu
Bintang. .
Mungkin aku telah mencintaimu
Dulu, sekarang dan tak tahu sampai kapan
Aku tidak melihat cinta ini ada ujungnya
Namun bukankah masing-masing dari kita telah mempunyai jalan hidup yang berbeda
Apapun yang akan terjadi nanti semoga kita bisa sama-sama tersenyum
Hidup bahagia dengan mereka yang kita sayangi
Membiarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
Dan belajar mencintai apapun yang kita miliki
Bukan berusaha memiliki apapun yang kita cintai

Rumput..

Hari Pertama di Usia 20

Bagi sebagian orang 29 Juni 2012 adalah hari yang sama seperti hari-hari yang lain, namun buatku hari itu adalah hari yang sangat istimewa. Tepat 20 tahun yang lalu, pada tanggal 29 Juni aku terlahir ke dunia dari rahim seseorang yang sangat aku cintai, ibuku.
Ternyata waktu berjalan begitu cepat, sampai tak terasa bahwa aku telah berjalan selama 20 tahun di bumi-Nya. Selama 20 tahun itu tentu banyak sekali karunia dan ni'mat yang telah Tuhan anugerahkan buat kami sekeluarga dan di usiaku yang ke 20 ini Tuhan telah memberiku kado-kado terindah yang tak akan pernah kulupakan. Ayahku yang sudah bertaubat, penyakitku yang sudah sembuh total, dan keluarga harmonis yang membuatku merasa sangat bahagia.

Dulu sebelum bertaubat, menurutku ayahku adalah orang yang baik. Aku tidak tahu apa yang membuat ayah belum bisa menjalankan sholat wajib dan rukun-rukun Islam yang lain selain syahadat. Namun aku dan ibu senantiasa berharap bahwa suatu hari nanti ayah pasti akan bertaubat. Setiap hari kami selalu berdo'a untuk ayah, sampai akhirnya ayah berubah seperti sekarang, menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan selalu memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT. Bahkan sekarang ayah sudah sering menasehati aku dan ibu, salah satu nasehatnya yang selalu kuingat adalah "di manapun kita berada kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT berada sangat dekat dengan kita, dengan begitu kita akan terhindar dari perbuatan tercela, ingatlah bahwa ALLAH ITU ADA DI MANA-MANA", aku hanya tersenyum saat mendengar nasehat ayah, lucu juga mendengar ayah memberi nasehat tentang agama, hehe....  
Empat tahun lalu aku divonis dokter menderita TB paru, waktu itu duniaku seperti runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis. Siang malam aku menangisi nasibku seorang diri, karena aku tak ingin berbagi dengan ayah dan ibuku. Aku takut mereka terluka, aku tahu mereka sudah cukup takut kehilangan aku karena penyakit-penyakitku sebelumnya. Mengingat aku adalah satu-satunya anak mereka, aku berusaha bangkit dan berjuang untuk sembuh. Di pertengahan pengobatanku ada banyak hal yang harus aku lakukan dan aku sudah merasa baik-baik saja. Akhirnya aku memutuskan untuk drop out. Tiga bulan yang lalu aku sakit dan hasil rongten menunjukkan bahwa TB ku masih ada. Dokter menyarankan untuk berobat lagi dan rongten ulang setiap tiga bulan sekali. Setelah tiga bulan berjalan, aku rongten ulang di RKZ Surabaya, ternyata paru-paruku sudah normal dan TBku sembuh. Ini pertama kalinya saya merasa benar-benar sembuh  sejak divonis positif TB paru 4 tahun yang lalu. Terimakasih Ya Allah, ini adalah kado terindah di usiaku yang ke 20 tahun.
Aku sudah cukup bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kami selama ini.  Walaupun semester ini IPK ku turun. Aku sempat down karena persoalan itu. Namun bukankah semua belum terlambat dan aku masih mempunyai kesempatan untuk memeperbaikinya. Semoga di semester 5 besok semuanya bisa berjalan lebih baik dari semester ini, Amin. 

Menulis Cepen Anak

Cerpen anak-anak dapat menstimulasi perkembangan otak besar -bagian otak yang berkaitan dengan persepsi, tindakan, belajar, memori, dan berpikir. Cerpen pun dapat membina karakter positif anak. Dari hal sederhana inilah, pendidikan dapat berlangsung dengan landasan kokoh sedini mungkin. Oleh karena itu, cerpen anak-anak harus memiliki konsep ideal sebagai berikut.
  • Tidak Menimbulkan Sindrom Cinderella dan Sindrom Megaloman
Sindrom cinderella merupakan kondisi yang membuat perempuan merasa telah kehilangan potensi dan daya hidupnya sebagai individu mandiri dan mampu berpikir cerdas. Kemunculan sindrom ini dapat dipicu melalui cerita, seperti Cinderella, Putri Salju, dan Little Mermaid.
Sementara itu, sindrom megaloman adalah kondisi yang membuat lelaki merasa sebagai individu paling super dan selalu benar. Sindrom ini pun dapat dipicu oleh cerita anak. Jika kedua sindrom dibiarkan tumbuh, anak akan menjadi individu manja dan tak bisa menghargai sesama.
  • Mengajarkan Cinta Kasih
Dongeng yang mencerdaskan anak harus mengajarkan cinta kasih terhadap sesama. Dengan begitu, si kecil akan berlatih menumbuhkan jiwa sosialnya. Selain itu, singkirkan unsur kekerasan dalam cerita.
Sebab, anak belia adalah individu polos yang pandai meniru perilaku atau kata-kata siapa pun. Mereka menganggap aktivitas meniru adalah permainan baru yang mengasyikkan. 
  • Menyebarkan Virus N-Ach
Need for achievement (N-Ach) merupakan daya gerak yang luar biasa di dunia. Menurut David McClelland -sosiolog yang pertama kali memperkenalkannya- N-Ach laksana virus yang bisa ditularkan. Kandungan nilainya sangat lengkap: kemandirian, kedisiplinan, dan kegigihan berprestasi tinggi.
McClelland juga menyebutkan, cerita yang mengandung nilai N-Ach tinggi selalu diikuti pertumbuhan ekonomi tinggi. Bagaimana bisa demikian? Manusia adalah makhluk yang gemar bercerita maupun menyimak cerita. Karena itu, kisah yang mencerminkan N-Ach tinggi akan mempengaruhi pikiran dan keyakinan orang -termasuk anak-anak- untuk membangun masyarakatnya.
  • Merangsang Budaya Kreatif
Secara tak langsung, cerita perangsang budaya kreatif dapat menumbuhkembangkan bakat anak. Ia akan terbantu mengenali bakatnya, dan memahami bagaimana mengekspresikan bakat tersebut.
  • Menggunakan Bahasa Ramah dan Sederhana
Bahasa yang ramah dan sederhana akan mudah diterima setiap anak. Karenanya, mereka bisa memahami isi cerita dan pesan moralnya. Cerita anak yang ideal juga tidak boleh menyelipkan pesan yang mendiskreditkan golongan atau kaum tertentu.

Lantas, cerpen seperti apakah yang memenuhi kelima kriteria tersebut? Simaklah cerita berikut!

 
INGIN MENJADI PILOT
Oleh : A. Thoyib


BAGUS begitu senang mendapat hadiah berupa miniature pesawat terbang dari tantenya, Tante Nana. Sudah lama anak berusia tujuh tahun tersebut ingin memiliki mainan pesawat seperti itu. Miniatur pesawat berbahan besi.

“Ini pesawatku. Hanya aku yang boleh main pakai pesawat ini,” katanya.

Selama ini Bagus sudah memiliki mainan pesawat. Bahkan, dia punya beberapa buah. Hanya, mainan yang dia miliki adalah pesawat yang terbuat dari plastik.
Pesawat pemberian Tante Nina itu berwarna putih. Sedangkan kedua sayapnya dicat dengan warna biru muda. Berkali-kali Bagus mengagumi pesawat tersebut. Lama sekali dia melihat pesawat itu lekat-lekat.

Agak lama mengagumi, muncul ide di kepala Bagus. Ide itu yakni memberi nama pesawat tersebut.

“Badan pesawatnya seluruhnya putih. Ekornya juga biru muda semua,” ujarnya.

Bagus ingin memberi nama pesawat itu. Namun, dia belum memiliki nama yang tepat. Dia pun berusaha mencari nama dengan membaca tulisan di Koran. Tidak juga ketemu. Dia kemudian berusaha mencarinya dengan membaca majalah. Tetap saja dia tidak menemukan nama yang dianggapnya cocok untuk dijadikan sebagai nama pesawat terbang miliknya.

Bagus membaringkan tubihnya di sofa. Dia terus berpikir.

Akhirnya dia menemukan nama yang dirasa tepat. Nama itu adalah Bagus, sesuai namanya.

“Bagus. Nama yang benar-benar Bagus,” katanya.

Semula Bagus hendak menuliskan kata “Bagus” di badan pesawat menggunakan tulisan tangan memakai spidol. Namun, dia mengurungkannya. Sebab, tulisannya nanti kurang rapi karena ditulis dengan tangan.

Setelah bertanya kepada kakaknya, Kak Nia, Bagus punya cara terbaik untuk menuliskan kata “Bagus” di badan pesawatnya. Menurut Kak Nia, lebih baik ditulis dengan spidol yang tintanya permanen. Sedangkan hurufnya dicetak menggunakan penggaris yang ada lubangnya berbentuk huruf-huruf.

Tak hanya memberi saran, Kak Nia sekaligus juga meminjamkan spidol permanent dan penggaris yang ada hurufnya. “Nanti kalau Bagus kesulitan, Kak Nia bersedia membantu. Tapi, sebaiknya Bagus berusaha sendiri dulu,” kata Kak Nia.

Penuh semangat, Bagus menuliskan kata “Bagus” di badan pesawat. Sesuai saran Kak Nia, Bagus mampu menuliskan dengan rapi.

Tinta merah yang dipakai membuat tulisan kata “Bagus” di badan pesawat sangat mencolok. Tulisan itu sangat kelihatan.

“Benar-benar bagus,” kata Kak Nia memuji hasil pekerjaan Bagus.

Bagus bangga. Dia sekarang sudah memiliki pesawat terbang yang namanya sesuai dengan namanya sendiri. “Terima kasih, Kak Nia,” ujar Bagus.

Setelah memiliki pesawat itu, keinginan Bagus untuk menjadi pilot kian kuat. Dia ingin belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa menjadi pilot yang menerbangkan pesawat.

“Nanti kalau Bagus jadi pilot, Bagus akan mengajak Kak Nia keliling dunia,” ujar Bagus. Kak Nia pun tersenyum. ***

Menulis Cerita Anak (Dongeng)

Ada banyak cara untuk membuat anak-anak mengerti nilai-nilai kehidupan, misalnya dengan mendongeng. Di dalam dongeng ada berbagai macam nilai yang disampaikan penulis yang dikemas secara apik sehingga dapat lebih mudah dipahami anak tanpa merasa digurui. Misalnya dongeng Si Kancil dan Siput berikut ini:

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.
Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.
Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

Kiat-kiat Menulis

Semua orang bisa menulis. Semua orang bisa jadi penulis. Hanya saja, barangkali ketika hendak menulis, di benak kita terbetik sebuah pertanyaan, "bagaimana menulis dengan baik?". Lalu, kita sibuk mencari kiat-kiat menulis (writing tips). Belajar dari pengalaman, ketika belajar memanjat tebing (wall climbing), seorang instruktur berujar: the best training to be a climber, just climb! Maka dengan rumusan yang sama, kiat terbaik menjadi penulis, ya menulis saja. Tulis semua hal yang ingin kita tulis, tulis apa saja yang kita ingin ia dibaca banyak orang, tulis saja apa yang kita ketahui. 

Namun, ada beberapa kiat yang dapat meningkatkan kualitas tulisan anda di antaranya adalah:


1. Teruslah berlatih menulis. Jangan pernah berhenti menulis. Sebab menulis itu seperti menyetir mobil. Semakin tinggi jam terbang Anda, maka keahlian Anda pun insya Allah semakin baik.

2. Rajin-rajinlah membaca buku-buku yang berkualitas. Jika tubuh kita diibaratkan “pabrik penulis”, maka inputnya antara lain adalah bacaan, dan outputnya (atau produk yang dihasilkan) adalah tulisan. Dengan demikian, kegiatan membaca bagi seorang penulis sangat penting. Tulisan kita akan banyak diwarnai oleh jenis     bacaan yang kita lahap. Bila Anda rajin membaca teenlit, maka Anda akan menjadi seorang penulis teenlit. Bila Anda rajin membaca opini di surat kabar, maka Anda akan menjadi seorang penulis opini. Demikian seterusnya.


PS: Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, karena yang ditulis akan selalu mengabadi sedang yang terucap akan berlalu bersama angin.

Analisa Puisi


Wanita Cahaya Syurga
Kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
Matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
Senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
Kesendirianku terhapus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
Cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
Tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya

Setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
Doa demi doa menyiram hatinya…
Ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
Kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
Dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
Dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
Dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mengerti lingkungannya terutama pada anak-anaknya…
Karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mengerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…



Hasil Analisis Puisi
 

Puisi di atas bercerita sesosok wanita cahaya syurga yaitu ibu, seorang ibu adalah bidadari bagi anak-anaknya, bagaimanapun suasana hatinya ia berusaha tetap tersenyum dan menutup rapat dukanya. Ibu bukanlah manusia yang sempurna, ia pernah merasakan putus asa, kepedihan bahkan kekecewaan, namun senyumnya yang penuh ketulusan membuat keputusasaan, kepedihan, dan kekecewaan itu pudar berganti dengan cerah ceria kebahagiaan


Ibu adalah teman yang selalu ada untuk anak-anaknya, ia menyayangi kita tanpa syarat apa pun, kita tidak harus cantik dulu untuk mendapatkan cintanya dan kita tidak perlu berhasil dulu untuk memperoleh perhatiannya. Ia adalah orang yang menghapus air mata kita saat sedih itu menyapa, ia adalah sandaran kita saat tubuh ini mulai tak berdaya, dan ia adalah orang yang paling bahagia saat kita berbahagia.

Di manapun kita berada ibu tak pernah berhenti berdo'a untuk anak-anaknya, tetes demi tetes air wudhu tidak hanya membasahi raganya tetapi juga meluruhkan salah demi salah yang kita lakukan. Saat dia merasa terpuruk, ia berusaha bangkit menata kembali hidupnya dan membangun semangatnya. Saat anak-anaknya rapuh ia berusaha menegarkannya, membangun kembali semangat yang mulai redup dan menggantinya dengan bintang terang yang baru. Ia tak henti bersyukur atas karunia yang telah Tuhan berikan kepada anak-anaknya. Ia berharap seluruh dunia dapat mengerti anak-anaknya. Dia adalah guru yang tidak hanya mengajarkan rentetan huruf dari A-Z, ataupun barisan angka dari 1-10, tetapi juga tentang indahnya hidup dengan saling menghargai dan membahagiakan. Bukankah yang paling membahagiakan di dunia ini saat kita melihat orang-orang yang kita sayangi bahagia dan saat kita tahu bahwa hidup kita berguna bagi yang lain.

Buatku rumah adalah syurga duniaku dan ibuku adalah bidadarinya, sejauh apapun kaki ini melangkah rumah adalah tempat pulag yang selalu kurinduka karena di sanalah ku temukan bahagiaku bersama mereka semua yang ku kasihi. Aku menyayangimu bunda, dulu, sekarang dan selamanya..