Analisa Puisi


Wanita Cahaya Syurga
Kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
Matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
Senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
Kesendirianku terhapus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
Cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
Tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya

Setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
Doa demi doa menyiram hatinya…
Ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
Kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
Dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
Dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
Dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mengerti lingkungannya terutama pada anak-anaknya…
Karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mengerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…



Hasil Analisis Puisi
 

Puisi di atas bercerita sesosok wanita cahaya syurga yaitu ibu, seorang ibu adalah bidadari bagi anak-anaknya, bagaimanapun suasana hatinya ia berusaha tetap tersenyum dan menutup rapat dukanya. Ibu bukanlah manusia yang sempurna, ia pernah merasakan putus asa, kepedihan bahkan kekecewaan, namun senyumnya yang penuh ketulusan membuat keputusasaan, kepedihan, dan kekecewaan itu pudar berganti dengan cerah ceria kebahagiaan


Ibu adalah teman yang selalu ada untuk anak-anaknya, ia menyayangi kita tanpa syarat apa pun, kita tidak harus cantik dulu untuk mendapatkan cintanya dan kita tidak perlu berhasil dulu untuk memperoleh perhatiannya. Ia adalah orang yang menghapus air mata kita saat sedih itu menyapa, ia adalah sandaran kita saat tubuh ini mulai tak berdaya, dan ia adalah orang yang paling bahagia saat kita berbahagia.

Di manapun kita berada ibu tak pernah berhenti berdo'a untuk anak-anaknya, tetes demi tetes air wudhu tidak hanya membasahi raganya tetapi juga meluruhkan salah demi salah yang kita lakukan. Saat dia merasa terpuruk, ia berusaha bangkit menata kembali hidupnya dan membangun semangatnya. Saat anak-anaknya rapuh ia berusaha menegarkannya, membangun kembali semangat yang mulai redup dan menggantinya dengan bintang terang yang baru. Ia tak henti bersyukur atas karunia yang telah Tuhan berikan kepada anak-anaknya. Ia berharap seluruh dunia dapat mengerti anak-anaknya. Dia adalah guru yang tidak hanya mengajarkan rentetan huruf dari A-Z, ataupun barisan angka dari 1-10, tetapi juga tentang indahnya hidup dengan saling menghargai dan membahagiakan. Bukankah yang paling membahagiakan di dunia ini saat kita melihat orang-orang yang kita sayangi bahagia dan saat kita tahu bahwa hidup kita berguna bagi yang lain.

Buatku rumah adalah syurga duniaku dan ibuku adalah bidadarinya, sejauh apapun kaki ini melangkah rumah adalah tempat pulag yang selalu kurinduka karena di sanalah ku temukan bahagiaku bersama mereka semua yang ku kasihi. Aku menyayangimu bunda, dulu, sekarang dan selamanya..

0 komentar:

Posting Komentar