Hari Pertama di Usia 20

Bagi sebagian orang 29 Juni 2012 adalah hari yang sama seperti hari-hari yang lain, namun buatku hari itu adalah hari yang sangat istimewa. Tepat 20 tahun yang lalu, pada tanggal 29 Juni aku terlahir ke dunia dari rahim seseorang yang sangat aku cintai, ibuku.
Ternyata waktu berjalan begitu cepat, sampai tak terasa bahwa aku telah berjalan selama 20 tahun di bumi-Nya. Selama 20 tahun itu tentu banyak sekali karunia dan ni'mat yang telah Tuhan anugerahkan buat kami sekeluarga dan di usiaku yang ke 20 ini Tuhan telah memberiku kado-kado terindah yang tak akan pernah kulupakan. Ayahku yang sudah bertaubat, penyakitku yang sudah sembuh total, dan keluarga harmonis yang membuatku merasa sangat bahagia.

Dulu sebelum bertaubat, menurutku ayahku adalah orang yang baik. Aku tidak tahu apa yang membuat ayah belum bisa menjalankan sholat wajib dan rukun-rukun Islam yang lain selain syahadat. Namun aku dan ibu senantiasa berharap bahwa suatu hari nanti ayah pasti akan bertaubat. Setiap hari kami selalu berdo'a untuk ayah, sampai akhirnya ayah berubah seperti sekarang, menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan selalu memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT. Bahkan sekarang ayah sudah sering menasehati aku dan ibu, salah satu nasehatnya yang selalu kuingat adalah "di manapun kita berada kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT berada sangat dekat dengan kita, dengan begitu kita akan terhindar dari perbuatan tercela, ingatlah bahwa ALLAH ITU ADA DI MANA-MANA", aku hanya tersenyum saat mendengar nasehat ayah, lucu juga mendengar ayah memberi nasehat tentang agama, hehe....  
Empat tahun lalu aku divonis dokter menderita TB paru, waktu itu duniaku seperti runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis. Siang malam aku menangisi nasibku seorang diri, karena aku tak ingin berbagi dengan ayah dan ibuku. Aku takut mereka terluka, aku tahu mereka sudah cukup takut kehilangan aku karena penyakit-penyakitku sebelumnya. Mengingat aku adalah satu-satunya anak mereka, aku berusaha bangkit dan berjuang untuk sembuh. Di pertengahan pengobatanku ada banyak hal yang harus aku lakukan dan aku sudah merasa baik-baik saja. Akhirnya aku memutuskan untuk drop out. Tiga bulan yang lalu aku sakit dan hasil rongten menunjukkan bahwa TB ku masih ada. Dokter menyarankan untuk berobat lagi dan rongten ulang setiap tiga bulan sekali. Setelah tiga bulan berjalan, aku rongten ulang di RKZ Surabaya, ternyata paru-paruku sudah normal dan TBku sembuh. Ini pertama kalinya saya merasa benar-benar sembuh  sejak divonis positif TB paru 4 tahun yang lalu. Terimakasih Ya Allah, ini adalah kado terindah di usiaku yang ke 20 tahun.
Aku sudah cukup bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kami selama ini.  Walaupun semester ini IPK ku turun. Aku sempat down karena persoalan itu. Namun bukankah semua belum terlambat dan aku masih mempunyai kesempatan untuk memeperbaikinya. Semoga di semester 5 besok semuanya bisa berjalan lebih baik dari semester ini, Amin.